Kenapa Harus Pacaran?
April 23, 2018
Ok. Mengingat Pikiranku sedang campur baur, aku jadi bingung mau nulis apa. Apalagi banyak ekspresi yang lagi maraton merebut jari - jariku untuk kutulis, jadi makin bingung aku.
Tapi abaikanlah kebingunganku itu. Karena di malam ini, Senin yang sudah memasuki pukul 1 pagi, lebih tepatnya 01:03 WIB aku ingin menulis tentang sebuah hubungan atas dasar cinta.
(Kenapa harus cinta? Emang enggak ada bahasan lain? Kau lagi galau ya? )
Aku enggak lagi galau karena cinta. Tenang saja. Tapi yang jelas, aku sedang galau masalah cintaku dengan dia, dia dan Dia. Bukan cintaku dengan si Pria berwajah datar itu.
(Kenapa harus Pria berwajah datar? Kau Ngefans ya sama dia? Atau kau suka? )
Sudahlah, enggak usah di bahas disini. Di lain waktu saja. Ok.
Baiklah. aku akan membahas tentang pacaran. Ini bukan karena aku lagi nyindir para mereka yang sudah punya pacar atau belum punya pacar seperti diriku.
Pacaran. Jujur aku agak bingung, dimana enaknya? Ketika memilih pacaran sebelum nikah.
Ada yang memperhatikan? Ada yang nemenin jalan atau sekedar nonton dan say holla di pagi hari dan bertanya sudah makan serta sedang apa?. Atau... Hanya demi bisa ngirit pengeluaran karena sudah ada yang ngajak makan?
Huh. Jujur aku enggak tahu motif satu demi satu manusia yang memilih pacaran. Jika sekedar suka - sukaan dan memperoleh keuntungan secara materi atau secara ... ini cukup kejam. Jujur sangat kejam.
Tapi jika memang atas dasar suka, aku juga mengatakan kejam, karena jika memang serius suka harunya berani datang kerumah untuk melamar dan menikah. Bukan sekedar jadian, menjalin hubungan pacaran. Terus nangis - nangis ketika putus, galau, gagal move on, sampai - sampai memilih bunuh diri agar terbebas dari sakit hati.
Halloooo? . . .
Coba pikirin deh. Pake logika aja. Emang pacaran itu untungnya apa sih? Kalau sekedar bukti bahwa ada yang menyukaimu, rasanya tidak perlu dengan pacaran deh. Bukankah ada keluargamu yang juga sangat menCINTAImu? Ada teman yang juga menCINTAImu? Bukankah itu juga bukti?
Pikirkan ulang, keuntungan apa yang diperoleh selama pacaran? Rasanya banyak ruginyakan? Terutama rugi waktu?
Pertanyaanku cukup sederhana.
Jika kau suka, kenapa harus mengatakan "Maukah kau menjadi pacaraku?"
Kenapa enggak "Maukah kau menikah denganku?".
To be continue...
Senin, 23 April 2018
0 comments